Tentang Kita

Informasi Seputar Masalah Penyakit Wanita dan Solusinya |
Obat Keputihan Alami | CRYSTAL X
Ampuh dan Teruji Mencegah dan Mengobati Keputihan | Cegah Kista | Bau Tak Sedap | Becek dan Penyakit Kewanitaan lainnya | Kontak Ibu Neny(Crystal X Center)WA : 081326350313 | BB:5799B7F9

Sabtu, 06 Februari 2016

solie

Rahasia Biar Suami Bahagia & Pulang Kantor Lebih Awal


Bahagia yakni sanggup mencintai apa yg kita punyai & merawatnya dgn baik, benar, juga gembira. Begitulah kebahagiaan di hunian, termasuk juga waktu berkata menyangkut pasangan.
Membuat keadaan hunian yg bahagia & penuh cinta, pasti menciptakan interaksi pasutri serta terpelihara. Ungkapan bahwa kebahagiaan berasal dari hunian memang lah benar adanya. Waktu komunikasi di hunian berlangsung baik, sehingga berada di hunian pula jadi momen yg paling ditunggu-tunggu.

Cobalah resapi & aplikasikan faktor berikut, supaya Kamu pun suami selalu bahagia & senantiasa mau serta-merta pulang ke hunian. Merindukan kebersamaan yg ga ada duanya.

1. Kendalikan Ego 
Ini ialah faktor utama yg mula-mula kali butuh dilakukan. Lantaran ego bakal menciptakan kita tak akan kalah, gengsi tinggi, segala elemen & pertimbangan buat kebutuhan diri kita.
Kamu pasti karib bersama kategori kalimat ini : �Dia memangnya enggak tahu seandainya aku telah mengerjakan seluruhnya urusan hunian. Aku capek & dirinya konsisten saja menuntut aku melaksanakan ini-itu ga ada habisnya�, �Dia enak, pulang kantor mampu segera mandi, enggak mesti ngurus anak, tidak butuh perhatian kepada hunian. Semuanya aku lagi, aku lagi.�
Waktu kata �saya� jadi penyebab seluruh kekesalan, maka menciptakan pasangan jadi �manusia paling salah di dunia�, sehingga terhadap dikala itu kita telah dikendalikan oleh ego. Factor ini dapat menciptakan kita berjarak bersama bahagia.
Silahkan mencoba menyaksikan dari segi sebaliknya. Apa yg pasangan rasakan? Kenapa beliau lakukan hal tersebut & bukan elemen ini? Apakah dirinya benar-benar dengan cara sengaja hendak menciptakan hidup kita sulit & menderita? Siapa yg sebenarnya menonton persoalan dgn negatif? Dirinya atau kita?
Disaat kita coba jujur menonton aspek ini, dulu menendang jauh-jauh ego, sehingga sekian banyak persoalan lambat-laun dapat melenyap.

2. Janganlah Terlampaui Tidak Sedikit Menginginkan 
Kekesalan & kekecewaan kita kepada pasangan lahir lantaran angan-angan yg tidak tercapai. Soal cita-cita ini ditandai bersama kata �mestinya beliau tahu�, �kok dirinya begini, bukan demikian?� �heran deh, ngapain, sih, beliau demikian?�.
Pilihan kata yg kita ucapkan dalam hati ataupun terang-terangan menunjukkan angan-angan kita yg tidak tercapai. Maka kita kecewa, dulu kesal, dulu menggerutu, dulu beram, dulu memendam murka, seterusnya meledak terhadap satu buah waktu.
Turunkan angan-angan. Jangan Sampai menginginkan dia bakal berpikir atau bertindak seperti yg kita inginkan.
Demikian angan-angan disusutkan, sehingga bersamaan bersama itu rasa bahagia meningkat. Kenapa? Sebab kita telah melipir dari kesal-geram-murka. Kita bakal menerima pikiran & aksi pasangan bersama apa adanya. Seandainya kita berharap dia laksanakan sesuatu, tinggal katakan. Dulu, selesai urusan.
Kepada tataran ini, kita dapat lebih kalem. & lebih enteng tersenyum.

3. Bilang, Jangan Sampai Simpan 
Pikiran tidak baik, prasangka, cemburu, sedih, kecewa yaitu emosi negatif yg tidak pantas disimpan, terlebih dipelihara. Membuangnya pasti tidak enteng. Seluruhnya emosi itu, kan, ada sebabnya. Ada pencetusnya. Utk meniadakan, kita butuh membaginya kepada pasangan.
Kadangkala, apa yg kita rasakan itu cuma bangunan yg ada di kepala. Bangunan yg kita yakini benar, padahal belum pasti demikian adanya.
Tidak cuma emosi minus, emosi gembira, bahagia, terharu, juga cinta pula butuh dikatakan. Dibagi. Seandainya emosi negatif semakin menyusut waktu dibagi, sehingga sebaliknya emosi positif justru membesar kala disebarkan.
Ujung-ujungnya, perasaan menjadi lebih kalem, mimpi tidak lagi jelek sebab telah tak menaruh apa-apa, bangun lebih segar, dulu berhenti lebih bahagia. Mengakui perasaan itu mirip pagi-pagi menyeruput kopi atau teh hangat. Rasanya menenangkan & menenteramkan.

4. Cerna Sebelum Berbicara 
Okelah, kita telah sejak mulai mampu mengakui perasaan, mengatakan pikiran bersama lugas. Tetapi, sebelum berbicara ada baiknya kita cerna dulu persoalannya, redakan emosi, memilih kosa-kata, & focus kepada masalah (tak menyenggol soal-soal lain yg sebenarnya tak ada hubungannya).
Tuturnya, kata-kata yg menyakitkan mampu dimaafkan namun belum pasti mampu dilupakan. Maka, dikala amat beram, jangan sampai lalu berbicara. Kita tidak mampu menarik kata-kata yg telah telanjur menusuk. Second lukanya bakal menetap. Bisa Jadi hingga akhir hayat.
Karenanya, tarik napas panjang & senyum kemungkinan mula yg dapat dicoba kala murka meradang. Percayalah, kita bakal menyesalkan kalimat yg terlontar kepada kala lidah dikuasai emosi.

5. Menuntut Ilmu Sabar Menyimak 
Memang Lah dengarkan saat pasangan berbicara. Bukan sekadar menunggu giliran buat gentian berbicara. Dapatkan kejutan kepada kala kita sabar menyimak.
Nyata-nyatanya sampai kini mungkin saja kita salah tangkap kepada ucapannya cuma sebab terpengaruh kepada tekanan & kosa-kata yg diucapkannya.
Dgn menyimak, kita dapat mampu menjawab atau mengatakan konsep bersama lebih tepat(& bermanfaat!). Iya, bermanfaat. Terhadap disaat kita enggak menyimak, sehingga yg kita katakana selanjutnya belum pasti nyambung. Maka seperti dua orang yg bicarasendiri-sendiri dengan cara bergantian.
Bersama begitu, kita & pasangan tak mencapai satu kesepakatan atau pemahaman dgn. Dulu, bagaimanakah caranya bahagia apabila kita & pasangan (jangan-jangan) tidak saling kenal dgn baik.

6. Memuji Tiap-tiap Hri 
Dapatkan aspek baik yg dapat dipuji dari pasangan. Tiap-tiap hri. �Kamu rupawan, hri ini�, �Terima kasih, ya, telah meringankan menidurkan anak-anak�, �Kamu hebat, deh, mampu laksanakan perihal itu�. Apa pula.
Sibuklah mencari, paling tak satu elemen, yg mampu menciptakan kita memuji pasangan. Tidak butuh mengada-ada. Dikarenakan tentu ada.
Kelak, lambat laun, pasangan bakal laksanakan elemen yg sama. Ah, betapa menyenangkannya, bukan?

7. terimakasih, Maaf, Tolong 
Kita senantiasa mengajarkan anak-anak buat tak alpa mengucapkan tiga factor mutlak itu. Apakah kita pula menjalankannya padapasangan? Apakah tingkat hormat kita padanya tetap sama? Atau kita telah "menjadi diri sendiri" maka tidak merasa butuh lagi "basa-basi" dgn bilang "tolong", "maaf" & "terima kasih"?

Silahkan keadaannya diubah. Apabila pasangan mengucapkan tiga elemen tadi, apakah kita menyukai? Kalau "ya", juga sebaliknya. Mulailah bilang �tolong ambilkan remote� dari kepada �ambilin remote, dong�. Silahkan katakan �maaf, ya, saya terlambat hingga hunian. Tadi mandek sekali� dari terhadap cemberut sambil menggerutu, �tadi terhenti banget�.
Mencoba ucapkan �terima kasih telah diantar hingga kantor� dari kepada sekadar, �bye!� seolah mengantar hingga kantor merupakan kewajiban pasangan. Walaupun iya, bilang terima kasih dapat terasa lebih enak kedengarannya.
Menjadikan diri kita wanita yg penuh cinta, dapat menciptakan pasangan berbuat mirip. Dia, & kita, jadi hunian yg hangat. Bersamanya, hidup menjadi gampang & menyenangkan. Bersamanya, Kamu tidak sabar utk pulang. (tabloidnova)

solie

About solie -

Siap Melayani Konsultasi Masalah Kewanitaan SMS:0896.1665.14102 | 0813.2635.0313 | WA:081215499213 | BB:5799B7F9

Subscribe to this Blog via Email :